Masalah kita
Dengan Nama
Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang.
Seorang
saudaraku sedang terpuruk dalam lubang
yang sama, yang sebelumnya ia telah beberapa kali keluar darinya. Namun
ternyata kali ini ia jatuh kembali. Berkalli-kali ia jatuh dan berkali-kali
pula ia berusaha keluar darinya. Namun disaat menemui jalan yang sama, ia terus
jatuh ke dalam lubang yang sama pula.
Apa
yang salah darinya, hingga dia bisa jatuh berkali-kali ke dalam lubang yang
sama? Mungkinkah karena dosa-dosa yang telah ia lakukan? Sehingga kegelapan
dosa-dosa itu membutakan matanya. Membawanya kembali masuk ke dalam lubang yang
sama. Sungguh menyedihkan bila saya melihatnya. Hatinya sungguh ingin dan
mengharapkan cahaya, ini bukanlah angan-angan atau anggapan saya karena sungguh
terlihat dari usahanya untuk memperbaiki diri.
Apa
yang salah darinya, hingga ia dibutakan oleh kegelapan dosa-dosa yang bila ia
bersedia meneliti jalan yang pernah ia lalui dengan baik, ia mampu membaca
dimana letak lubang itu dan tidak jatuh kembali ke dalamnya. Karena sungguh, ia
adalah seorang manusia yang selalu ingin belajar dalam menjalani kehidupan ini.
Ini bukan sekedar penilaian saya, ini tampak dari usahanya dalam memahami
masalah-masalah yang terus muncul berganti di hadapannya.
Kini
ia jatuh kembali ke dalam lubang yang sama, dan sedang berusaha kembali keluar
dengan tenaga yang sudah banyak terkuras karena panjangnya perjalanan. Namun
satu hal yang patut diberikan perhatian, meskipun telah berkali-kali jatuh pada
lubang yang sama, ia tidak pernah putus asa dari pertolongan dan ampunan
Tuhannya. Ia yakin Tuhannya selalu memperhatikannya dan mengawasinya,
menjaganya dan melindunginya, menolongnya dan menganpuninya.
Ini
adalah kisah seorang teman saya yang sangat saya sayangi, namanya menjadi
ingatan sementara wajah dan sikapnya menjadi kerinduan. Ia adalah seorang teman
yang baik hati, ramah dan mudah berteman, pehatian dan penyayang. Karena
sifatnya banyak orang yang suka, tidak sedikit pula yang benci dan ada pula
yang kecewa.
Perjalanan
hidupnya akan menjadi pelajaran bila ia mampu menuliskannya pada lembaran buku.
Menjadi suluh yang memberikan sedikit cahaya pembelajaran dalam menapaki jalan
yang kekurangan cahaya. Menjadi tongkat yang memberikan sedikit kekuatan
pijakan dalam melangkahi jenjang-jenjang kehidupan ini.
Menyudutkannya
dan menghukumnya atas kesalahannya yang tidak disengaja bukanlah hal yang
seharusnya kita lakukan, karena dalam kesadarannya ia tidak pernah ingin
kembali memasukkan kakinya ke dalam lubang yang sama. Ia melakukannya dalam
kegelapan, dalam ketidak sadaran yang menempa diri. Yang seharusnya kita
lakukan adalah dengan memberikan tangan untuk membantunya melangkah,
memimpinnya, menunjukinya jalan yang dapat menghindarkannya dari lubang yang
sama.
Demikian
seharusnya kita bila menemukan seorang teman yang memiliki masalah dengan
lubang di jalan kehiduapnnya. Ini bukan hanya maslah ia pribadi, ini adalah
masalah kita semua. Kemudian bagaimana kita mengatasinya, kembali kepada kita
semua. Akankah kita membiarkannya jatuh kembali ke dalam lubang yang sama? Ataukah
kita berusaha membantunya melewati jalan itu hingga ia dapat selamat dari
lubang di jalannya?
Dan
Allah lebih mengetahui.