Nabi
Ishak
1. Kelahiran
Mengenai
kelahiran ishak, Allah telah menyinggungnya dalam al-Qur’an surat al-Shafaat
ayat 112-113:
Dan Kami beri dia kabar gembira dengan kelahiran Ishak, seorang nabi
yang termasuk orang-orang yang shaleh.
Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishak. Dan di antara anak
cucunya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang dzalim terhadap dirinya
sendiri dengan nyata.
Kabar
gembira tersebut didampaikan para malaikat kepada Ibrahim dna sarah ketika
mereka berjalan bersama keduanya menuju ke beberapa kota kaum Luth. Mereka
berangkat ke sana untuk menghancurkan kaum terebut karena kekufuran dan
kejahatan mereka.
Di
dalam al-Qur’an Allah berfirman di dalam surah Huud, ayat 69-74:
Dan
sesungguhnya utusan-utusan Kami (para malaikat) telah datang kepada Ibrahim
dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan “selamat”. Ibrahim menjawab
“selamat”. Maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang
di panggang.
Maka
ketika dilihat tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh
perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. malaikat itu berkata
“janganlah kamu takut, sesungguhnya kami adalah para malaikat yang di utus
kepada kaum Luth”
Dan
istrinya berdiri (di balik tirai) lalu ia tersenyum. Maka kami sampaikan kepadanya kabar gembira tentang kelahiran
Ishak dan dari Ishak akan lahir puteranya Ya'qub.
Istrinya
berkata, “sesungghnya mengherankan, apakah aku akan melahirkan anak padahal aku
adalah seorang perempuan tua dan ini suamiku pun dalam keadaan yang sudah tua
pula? Sesungguhnya ini benar-benar sangat aneh”
Para
malaikat berkata, “apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? Itu adalah
rahmat Allah. Dan keberktan-Nya dicurahkan kepadamu hai ahlul bait!
Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maka Pemurah”.
Maka
seketika itu rasa takut hilang dari Ibrahim dan berita gembira telah datang
kepadanya, ia pun bertanya jawab dengan para malaikat Kami tentang kaum Luth.
Allah
juga bersabda di dalam surat al-Hijr, ayat 51-56:
Dan kabarkanlah kepada mereka tentang tamu-tamu Ibrahim.
Ketika mereka masuk ke tempatnya, lalu mereka mengucapkan:
"Salaam". Berkata Ibrahim: "Sesungguhnya kami merasa takut
kepadamu".
Mereka berkata: "Janganlah kamu merasa takut, sesungguhnya kami
memberi kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran seorang) anak laki-laki (yang
akan menjadi) orang yang alim".
Berkata Ibrahim: "Apakah kamu memberi kabar gembira kepadaku
padahal usiaku telah lanjut, maka dengan cara bagaimanakah (terlaksananya)
berita gembira yang kamu kabarkan ini?"
Mereka menjawab: "Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan
benar, maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang berputus asa".
Ibrahim berkata: "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat
Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat".
Selanjutnya
Allah menceritakan di dalma surat al-Dzariyat, ayat 24-30:
Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tamu Ibrahim
(malaikat-malaikat) yang dimuliakan?
(Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan:
"Salaaman", Ibrahim menjawab: "Salaamun" (kamu) adalah
orang-orang yang tidak dikenal.
Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya
daging anak sapi gemuk (yang dibakar),
lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim berkata: "Silakan kamu
makan".
(Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut
terhadap mereka. Mereka berkata: "Janganlah kamu takut," dan mereka
memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim
(Ishak).
Kemudian istrinya datang memekik (tercengang) lalu menepuk mukanya
sendiri seraya berkata: "(Aku adalah) seorang perempuan tua yang
mandul".
Mereka berkata: "Demikianlah Tuhanmu memfirmankan".
Sesungguhnya Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.
Disebutkan
bahwa Ishak lahir ketika Ibrahim berusia seratus tahun dan Sarah sembilan puluh
tahun, sedangkan Ismail empat belas tahun.
2. Pernikahan
Ahlul
kitab menyebutkan bahwa Ishak menikahi Fifqa binti Bitawayil pada usia empat
pulu tahun, dan ketika itu Ibrahim masih hidup. Rifqa adalah seorang perempuan
yang mandul, lalu Ishak berdo’a kepada Allah dan akhirnya ia pun hamil. Maka
lahirlah darinya dua orang anak
laki-laki. Yang pertma bernama Aishu, yang oleh orang Arab disebut dengan
a-Aish, ia adalah nenek moyang bangsa Romawi. Sedangkan yang kedua bernama
Ya'qub, ia adalah Israil dan bani Israil menasabkan diri kepadanya.
Ahlul
kitab menyatakan bahwa Ishak lebih menyukai Aishu dari pada Ya'qub, karena
Aishu adalah anak yang pertama. Sedangkan isrinya lebih menyukai Ya'qub, karena
ia akan yang kecil.
3. Ishak dan Ya’qub
Setelah
Ishak berusia lanjut dan pandangannyapun sudah mulai memudar, ia meminta
makanan kepada putranya Aishu. Ishak menyuruhnya berburu, lalu ia pun berangkat
dan pulang dengan membawa hasil buruannya. Selanjutnya ia memasakkannya untuk
ayahnya agar ayahnya itu mau mendo’akannya. Aishu adalah seorang pemburu yang handal.
Kemudian istri Ishak pun menyuruh Ya'qub untuk menyembelih dua ekor anak
kambing paling muda dan paling bagus, lalu memasaknya seperti yang diinginkan
oleh ayahnya. Kemudian Ya'qub datang dengan membawa masakan itu lebih awal dari
pada saudaranya, dengan maksud agar ayahnya mau mendo’akannya.
Ibunya
memakaikan kepada Ya'qub pakaian saudaranya. Dan memasangkan kain dari kulit
anak kambing pada lengan Ya'qub, karena badan Aishu ditumbuhi banyak bulu,
sedangakn Ya'qub tidak.
Ketika
Ya'qub sampai di tempat Ishak, lalu mendekatkan makanan itu kepadanya, maka
Ishak bertanya, “siapa kamu ini?” “aku puteramu”, sahut Ya'qub. Selanjutnya
Ishak mendekap Ya'qub seraya berucap. “jika suara, ini adalah suara Ya'qub,
sedagkan kulit dan pakaian adalah Al-Aish”.
Setelah
seselai makan, Ishak pun mendo’akannya agar mempunyai kemampuan yang lebih
besar dari pada saudara-saudaranya, kalimatnya menjadi lebih tinggi ata smereka
dan bangsa-bangsa setelahnya, serta agar senantiasa di beri rezki yang melimpah
dan akan yang banyak.
Setelah
pergi dari sisi Ishak, Aishu datang dengan membawa apa yang diperintahkan oleh
Ishak. Lalu ia mendekatkan makanan itu kepadanya. Maka Ishak pun berkata
padanya “hai anakku, apa ini?” “itu adalah makanan yang engkau inginkan” jawab
Aishu. Maka Ishakpun berkata “bukankah tadi engkau sudah membawakan makanan ini
kepadaku dan susah aku makan, dan akupun telah medo’akan engkau?”. Aishu
menjawa” demi Allah, tidak”.
Akhirnya
ia mengetahui bahwa Ya'qub telah mendahuluinya dan mncul emosi yang besar dalam
dirinya. Kemudian ia berjanji akan membunuh Ya'qub jika kedua orang tuanya
telah meninggal dunia. Dan ia meminta kepada Ishak agar mendo’akannya dengan
do’a yang lain lagi serta memohon agar anak keturunannya besar serta kuat dan
diberi rezki yang melimpah.
Ketika
mendengar janji Aishu itu, ibunya menyuruh Ya'qub pergi menemui saudara ibunya
di Huran dan tinggal di sana hingga emosi saudaranya reda, serta menikahi anak
saudara ibunya. Dan kembali setelah bertahun-tahun lamanya hingga ia memiliki
dua belas orang anak.
3. Wafat
Pada
usia yang ke 180 tahun, ishak sakit dan akhirnya meninggal dan dimakankan
berdampingan dengan makan Ibrahim oleh kedua anak nya Aishu dan Ya'qub.
(dikutip
dari Qishah al-Anbiya’, Ibnu Katsir)