Jumat, 01 November 2013

Nabi Ishak
1. Kelahiran
Mengenai kelahiran ishak, Allah telah menyinggungnya dalam al-Qur’an surat al-Shafaat ayat 112-113:
Dan Kami beri dia kabar gembira dengan kelahiran Ishak, seorang nabi yang termasuk orang-orang yang shaleh.
Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishak. Dan di antara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang dzalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata.
Kabar gembira tersebut didampaikan para malaikat kepada Ibrahim dna sarah ketika mereka berjalan bersama keduanya menuju ke beberapa kota kaum Luth. Mereka berangkat ke sana untuk menghancurkan kaum terebut karena kekufuran dan kejahatan mereka.
Di dalam al-Qur’an Allah berfirman di dalam surah Huud, ayat 69-74:
Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (para malaikat) telah datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan “selamat”. Ibrahim menjawab “selamat”. Maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang di panggang.
Maka ketika dilihat tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. malaikat itu berkata “janganlah kamu takut, sesungguhnya kami adalah para malaikat yang di utus kepada kaum Luth”
Dan istrinya berdiri (di balik tirai) lalu ia tersenyum. Maka kami sampaikan  kepadanya kabar gembira tentang kelahiran Ishak dan dari Ishak akan lahir puteranya Ya'qub.
Istrinya berkata, “sesungghnya mengherankan, apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua dan ini suamiku pun dalam keadaan yang sudah tua pula? Sesungguhnya ini benar-benar sangat aneh”
Para malaikat berkata, “apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? Itu adalah rahmat Allah. Dan keberktan-Nya dicurahkan kepadamu hai ahlul bait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maka Pemurah”.
Maka seketika itu rasa takut hilang dari Ibrahim dan berita gembira telah datang kepadanya, ia pun bertanya jawab dengan para malaikat Kami tentang kaum Luth.
Allah juga bersabda di dalam surat al-Hijr, ayat 51-56:
Dan kabarkanlah kepada mereka tentang tamu-tamu Ibrahim.
Ketika mereka masuk ke tempatnya, lalu mereka mengucapkan: "Salaam". Berkata Ibrahim: "Sesungguhnya kami merasa takut kepadamu".
Mereka berkata: "Janganlah kamu merasa takut, sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran seorang) anak laki-laki (yang akan menjadi) orang yang alim".
Berkata Ibrahim: "Apakah kamu memberi kabar gembira kepadaku padahal usiaku telah lanjut, maka dengan cara bagaimanakah (terlaksananya) berita gembira yang kamu kabarkan ini?"
Mereka menjawab: "Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang berputus asa".
Ibrahim berkata: "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat".
Selanjutnya Allah menceritakan di dalma surat al-Dzariyat, ayat 24-30:
Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tamu Ibrahim (malaikat-malaikat) yang dimuliakan?
(Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan: "Salaaman", Ibrahim menjawab: "Salaamun" (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal.
Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk (yang dibakar),
lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim berkata: "Silakan kamu makan".
(Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka. Mereka berkata: "Janganlah kamu takut," dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak).
Kemudian istrinya datang memekik (tercengang) lalu menepuk mukanya sendiri seraya berkata: "(Aku adalah) seorang perempuan tua yang mandul".
Mereka berkata: "Demikianlah Tuhanmu memfirmankan". Sesungguhnya Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.
Disebutkan bahwa Ishak lahir ketika Ibrahim berusia seratus tahun dan Sarah sembilan puluh tahun, sedangkan Ismail empat belas tahun.
2. Pernikahan
Ahlul kitab menyebutkan bahwa Ishak menikahi Fifqa binti Bitawayil pada usia empat pulu tahun, dan ketika itu Ibrahim masih hidup. Rifqa adalah seorang perempuan yang mandul, lalu Ishak berdo’a kepada Allah dan akhirnya ia pun hamil. Maka lahirlah darinya dua orang  anak laki-laki. Yang pertma bernama Aishu, yang oleh orang Arab disebut dengan a-Aish, ia adalah nenek moyang bangsa Romawi. Sedangkan yang kedua bernama Ya'qub, ia adalah Israil dan bani Israil menasabkan diri kepadanya.
Ahlul kitab menyatakan bahwa Ishak lebih menyukai Aishu dari pada Ya'qub, karena Aishu adalah anak yang pertama. Sedangkan isrinya lebih menyukai Ya'qub, karena ia akan yang kecil.
3. Ishak dan Ya’qub
Setelah Ishak berusia lanjut dan pandangannyapun sudah mulai memudar, ia meminta makanan kepada putranya Aishu. Ishak menyuruhnya berburu, lalu ia pun berangkat dan pulang dengan membawa hasil buruannya. Selanjutnya ia memasakkannya untuk ayahnya agar ayahnya itu mau mendo’akannya. Aishu adalah seorang pemburu yang handal. Kemudian istri Ishak pun menyuruh Ya'qub untuk menyembelih dua ekor anak kambing paling muda dan paling bagus, lalu memasaknya seperti yang diinginkan oleh ayahnya. Kemudian Ya'qub datang dengan membawa masakan itu lebih awal dari pada saudaranya, dengan maksud agar ayahnya mau mendo’akannya.
Ibunya memakaikan kepada Ya'qub pakaian saudaranya. Dan memasangkan kain dari kulit anak kambing pada lengan Ya'qub, karena badan Aishu ditumbuhi banyak bulu, sedangakn Ya'qub tidak.
Ketika Ya'qub sampai di tempat Ishak, lalu mendekatkan makanan itu kepadanya, maka Ishak bertanya, “siapa kamu ini?” “aku puteramu”, sahut Ya'qub. Selanjutnya Ishak mendekap Ya'qub seraya berucap. “jika suara, ini adalah suara Ya'qub, sedagkan kulit dan pakaian adalah Al-Aish”.
Setelah seselai makan, Ishak pun mendo’akannya agar mempunyai kemampuan yang lebih besar dari pada saudara-saudaranya, kalimatnya menjadi lebih tinggi ata smereka dan bangsa-bangsa setelahnya, serta agar senantiasa di beri rezki yang melimpah dan akan yang banyak.
Setelah pergi dari sisi Ishak, Aishu datang dengan membawa apa yang diperintahkan oleh Ishak. Lalu ia mendekatkan makanan itu kepadanya. Maka Ishak pun berkata padanya “hai anakku, apa ini?” “itu adalah makanan yang engkau inginkan” jawab Aishu. Maka Ishakpun berkata “bukankah tadi engkau sudah membawakan makanan ini kepadaku dan susah aku makan, dan akupun telah medo’akan engkau?”. Aishu menjawa” demi Allah, tidak”.
Akhirnya ia mengetahui bahwa Ya'qub telah mendahuluinya dan mncul emosi yang besar dalam dirinya. Kemudian ia berjanji akan membunuh Ya'qub jika kedua orang tuanya telah meninggal dunia. Dan ia meminta kepada Ishak agar mendo’akannya dengan do’a yang lain lagi serta memohon agar anak keturunannya besar serta kuat dan diberi rezki yang melimpah.
Ketika mendengar janji Aishu itu, ibunya menyuruh Ya'qub pergi menemui saudara ibunya di Huran dan tinggal di sana hingga emosi saudaranya reda, serta menikahi anak saudara ibunya. Dan kembali setelah bertahun-tahun lamanya hingga ia memiliki dua belas orang anak.
3. Wafat
Pada usia yang ke 180 tahun, ishak sakit dan akhirnya meninggal dan dimakankan berdampingan dengan makan Ibrahim oleh kedua anak nya Aishu dan Ya'qub.

(dikutip dari Qishah al-Anbiya’, Ibnu Katsir)