Rabu, 21 Oktober 2015

Kamu dan tantangan

Kamu
Cinta, kamu hadir tanpa diminta.
Menghadirkan berbagai rasa.
Memberikan berbagai warna.
Menyanyikan suara berirama.
Cinta, kamu teramat berani bertanya.
Dan saya teramat tak pernah ingin membuatmu kecewa.
Kini kita berada di sini.
Pada situasi yang demikian rumit dan kita masih bersama saat ini.

Allah Akbar.
Ternyata memang tidak mudah untuk bertahan bersama kamu.
Kamu tahu, awal minggu ini saya baru merasakan bagaimana tanggapan orang lain tentang kamu. Tanggapan itu berasal dari orang tua saya.
Ini bukan kali pertama saya tidak sependapat dengan orang tua saya. Tapi ini adalah kali pertama saya menemukan orang tua saya tidak menyukai teman saya.
Selama ini, orang tua saya sangat percaya kepada saya. Hingga minggu ini salah seorang dari keduanya mengatakan kepada saya, bahwa ia tidak menyukai kamu dan meminta saya mencari orang lain di sini.
Ini baru tantangan yang kecil, saya yakin akan ada tantangan lain yang lebih berat lagi di depan kita. Dari sini saya menyadari bahwa kita akan mendapatkan izinNya bila kita menang berusaha untuk menyelesaikan masalah ini dengan baik, dengan menikah.
Saya yakin kita bisa, kita kuat, kita mampu menghadapi semua tantangan yang akan muncul di depan.
Semoga keyakinan saya benar, semoga Dia selalu bersama kita sehingga tidak ada tantangan yang dapat menjatuhkan dan melemahkan kita.
Hingga saat ini, saya masih menunggu kamu. Berharap kamu bisa meyakinkan diri untuk menemui saya melalui cara yang baik.
Berharap saya mampu menghadapi semua tanggapan orang lain tentang kamu, meyakinkan orang tua saya untuk menerima kamu.
Semoga semua doa dan harapan yang selama ini saya minta padaNya, Ia kabulkan. Semoga semua kesalahan yang telah kita lakukan dihapus dengan kebaikan pernikahan kita nantinya.

22 Oktober 2015
Kota yang penuh asap di saat tidak ada huntan yang akan dibakar, Ibu Kota Negara Tercinta, Jakarta.