Kamis, 25 September 2014

Rahasia

Bismillah
Selalu memiliki rahasia.

Tanpa di sadari, kita memiliki rahasia. Beberapa hal yang hanya dibagi pada orang-orang tertentu, atau dibagikan kepada kelompok tertentu atau bahkan hanya disimpan sendiri bersama sang Pemilik hari.

Kadang terlewatkan begitu saja, keberadaannNya sebagai yang ketiga saat manusia berdua. Dia mendengar mereka, bisa melihat apa yang mereka lakukan, apa yang mereka rasakan, apa yang mereka rahasiakan. Namun manusia masih bisa memiliki dan menyimpan rahasia karena memang Dia sang penjaga rahasia hingga manusia itu sendiri yang membukanya.

Rahasia, hal yang selalu kita punya, kamu, saya, mereka, bahkan semua makhluk memiliki rahasia.
Saat dua manusia berjanji hanya untuk bicara berdua, mereka sungguh harus ingat bahwa akan ada yang ketiga. Karena meski hanya kamu yang ada di dunia, kamu tidak akan pernah sendiri. Ada mata yang mengawasi.

Rahasia, kadang sangat asik bila dimiliki, kadang juga menjadi sebuah ancaman bagi diri sendiri. Rahasia bagaikan harta terpendam yang hanya tanah yang menggenggam. Rahasia juga bisa berbahaya bagai penyakit mematikan perlahan dan hanya tubuh yang merasakan bagaimana ia menjalari tiap inci aliran darahmu.

Rahasia juga dimiliki Tuhan, dan manusia yang selalu haus akan kebenaran berusaha menggali dan menemukan rahasia-rahasia Tuhan melalui wahyu dan ciptaanNya.

Alam memiliki rahasia, dan sang pemimpin bumi akan berusaha dan terus berusaha hingga mengungkap semua rahasia yang ada. Manusia tidak akan berhenti mencari dan menemukan hal-hal yang masih menjadi rahasia, menamakannya sebagai hal yang baru diketahui hingga alam ini luluh lantak dengan kehendakNya.

Manusia selalu menyimpan rahasia. Rahasia menjadi penyakit bagi manusia saat rahasia itu adalah hal yang mampu merubah alam menjadi kelam, mata tajam memandang, wajah spontan berpaling, senyuman hilang dan hinaan datang. Rahasia ini harus disimpan dan disembunyikan dari manusia lain, hingga pembawanya menemui Tuhan. Akan amat berbahaya bila ia diketahui manusia lain, terutama mereka yang tidak pernah menginginkan hal itu ada atau pernah ada meski sesaat.

Ya, rahasia memang amat berbahaya bila ia adalah maksiat manusia. Ia melakukannya di malam hari saat alam tidak mengetahui keberadaannya, saat mata dan telinga tertutup tiada sadar akan kehadirannya. Rahasia ini harus tertanam dan tenggelam bersama sunyinya malam , atau terhapus pudar bersama riuhnya hari. Jangan ada satu manusia lainpun yang menyadari, atau mengetahui apa yang telah terjadi. Namun tidak ada yang membuka rahasia itu melainkan mereka yang telah menyimpannya. Tanpa sadar ia membuka keburukannya, menyebar berita maksiatnya dan manusia lain hanya bisa bertanya dan menilai bagaimana kelanjutannya.

Rahasia, kita selalu memilikinya. Berharaplah semoga kotak rahasia yang berisi keburukanmu, maksiat dan dosamu tidak pernah terbuka, lalu serahkan kuncinya pada sang pemilik nyawa agar ia dapat menghapus mereka satu persatu hingga tiada bersisa.

Selasa, 16 September 2014

Sebisanya

Bismillah

Hari ini saya merasa sangat lemah, karena hanya mampu menyelesaikan beberapa pekerjaan, sementara tugas yang harus saya hadapi masih banyak.

Selalu, dengan waktu yang dimiliki, tugas dan kewajiban yang menunggu untuk sekedar disentuh, serta beberapa keinginan yang diharapkan dapat dipenuhi hanya memiliki satu tubuh yang terbatas kemampuannya.

Ya, sebisanya. Bagaimanapun, semua adalah pemberian Tuhan kepada kita umatnya. Semoga dengan pemberian itu, diri ini mampu mengambil pelajaran, meneguk kenikmatan, dan berbagi kasih sayang.

Ya, sebisanya. Karena hanya dua tangan yang kita punya. Itu adalah anugerah yang sangat berharga. Dengan keduanya, kita dapat menggenggam dunia. Dengan keduanya pula kita dapat memberi kebaikan kepada sesama.

Ya, sebisanya. karena hanya ada 24 jam dalam sehari. Meski selalu tidak mencukupi, namun tak banyak dari kita yang menyadari bahwa waktu itu terbatas karena keterbatasan diri.

Ya, sebisanya. Karena ini yang kita punya. Pergunakan kesempatan yang ada, lakukan yang terbaik saat ini juga.

a message for you and me

Mencuri waktu ditengah kesibukan hari yang tiada henti.
Dengan atmosfer kota yang tercemar oleh tangan manusia, menyesakkan dada menyebabkan bencana.

Senin, 08 September 2014

Sampai di sini

Bismillah
Sampai pada posisi ini saya berfikir. Mungkin ini adalah saat yang sangat tepat bagi kita untuk belajar kembali. Membaca kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan dan memperbaikinya untuk perjalanan kedepan.

Bagaimanapun, kehidupan harus tetap berjalan. Karena waktu tidak akan berhenti hanya karena isak tangis seorang manusia berdosa yang bersalah dan menyesali kesalahannya. Karena waktu juga tidak akan berulang kembali hanya karena segelintir manusia yang baru menyadari kesalahan yang telah mereka lakukan.

Bagaimanapun kita menyesali sebuah kesalahan, bagaimanapun kita menangisi sebuah dosa yang telah dilakukan, waktu akan terus berjalan membawa kita menemui kondisi dan situasi yang berbeda. Namun evaluasi dan intropeksi adalah hal yang mesti dilaksanakan. Karena tanpanya, sebuah maksud perbaikan tidak akan dapat dilaksanakan dengan sempurna. Keduanya, evaluasi dan intropeksi merupakan ruang yang harus dimasuki dan jalan yang harus dilalui sebelum masuk ke dalam ruang perbaikan. Dengan evaluasi, kita dapat mengetahui bagian mana dari sejarah perjalanan ini yang harus diulangi. Bagian mana darinya yang harus kita hindari dan bangian mana pula yang harus diatasi dengan menemukan solusi. 

Saya berfikir. Hingga kini, kita masih harus belajar bahwa ternyata kekuatan kita belum seberapa. Masih banyak yang harus dibenahi sebelum tangan ini menggenggam dunia. Akar yang berada di dalam tanah harus mampu menjalar keselilingnya, menembus ke dalam bumi, sabar dengan keberadaannya yang tidak diketahui. 

Akar itu adalah kunci pertama keberhasilan kerja-kerja ini, bila mereka memberontak ingin menunjukkan gigi, wajah dan suara, maka cukuplah sampai di sini saja pertumbuhan pohon perjuangan kita. Ia tidak lagi mampu memberi rindangan daun dan cakar ranting yang tinggi karena pondasi dimana sebelumnya kaki dapat berpijak kini tidak terasa lagi. Karena akar telah muak bersembunyi dan menyepi di dalam tanah tak terdeteksi. Karena akar berharap dapat dipuji sebagaimana batang dan rating yang meninggi. Karena akar merasa tidak pernah diberikan peduli.

Hingga di sini saya berfikir kembali. Bila akar tak mampu bekerja dengan sempurna, biarlah batang dan ranting mengalah membantunya. Meski keduanya tak mampu menggantikan kerja akar mereka, namun sekurang-kurangnya dapat membantu meringankan beban akarnya. Batang dan ranting harus menahan diri dan terus berusaha agar tinggi dan cakarnya tidak menyebabkan akar kepayahan menyeimbangkan pohon kerja, agar akar mampu memberikan nutrisi pada semua bagian pohonnya. Sehingga meskipun pohon itu terlihat kalah tingginya, namun rimbun dan segar daunnya serta manis buahnya, tidak mudah tercabut dari bumi yang tercinta.

Saya berfikir. Demikianlah kita, mungkin akan ada saatnya saat pohon kerja kita harus menahan keinginannya untuk tinggi menjulang dan besar melebar. Mungkin ada saatnya dimana kita harus memperbaiki akar dan memperbarui nutrisi tanah tempat pohon kerja ini tumbuh. Mungkin akan ada saatnya kita harus berlapang dada melihat pohon lain dipuji karena bagusnya, sementara kita terlindung tak terlihat karena pendeknya.

Kemudian saya bertanya pada sang pemilik masa, munginkan saat itu telah dekat atau ternyata ia telah berada di hadapan kita?

Malam yang sunyi, setelah diskusi bersama sang pengganti diri di pohon kerja ini.