Senin, 08 September 2014

Sampai di sini

Bismillah
Sampai pada posisi ini saya berfikir. Mungkin ini adalah saat yang sangat tepat bagi kita untuk belajar kembali. Membaca kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan dan memperbaikinya untuk perjalanan kedepan.

Bagaimanapun, kehidupan harus tetap berjalan. Karena waktu tidak akan berhenti hanya karena isak tangis seorang manusia berdosa yang bersalah dan menyesali kesalahannya. Karena waktu juga tidak akan berulang kembali hanya karena segelintir manusia yang baru menyadari kesalahan yang telah mereka lakukan.

Bagaimanapun kita menyesali sebuah kesalahan, bagaimanapun kita menangisi sebuah dosa yang telah dilakukan, waktu akan terus berjalan membawa kita menemui kondisi dan situasi yang berbeda. Namun evaluasi dan intropeksi adalah hal yang mesti dilaksanakan. Karena tanpanya, sebuah maksud perbaikan tidak akan dapat dilaksanakan dengan sempurna. Keduanya, evaluasi dan intropeksi merupakan ruang yang harus dimasuki dan jalan yang harus dilalui sebelum masuk ke dalam ruang perbaikan. Dengan evaluasi, kita dapat mengetahui bagian mana dari sejarah perjalanan ini yang harus diulangi. Bagian mana darinya yang harus kita hindari dan bangian mana pula yang harus diatasi dengan menemukan solusi. 

Saya berfikir. Hingga kini, kita masih harus belajar bahwa ternyata kekuatan kita belum seberapa. Masih banyak yang harus dibenahi sebelum tangan ini menggenggam dunia. Akar yang berada di dalam tanah harus mampu menjalar keselilingnya, menembus ke dalam bumi, sabar dengan keberadaannya yang tidak diketahui. 

Akar itu adalah kunci pertama keberhasilan kerja-kerja ini, bila mereka memberontak ingin menunjukkan gigi, wajah dan suara, maka cukuplah sampai di sini saja pertumbuhan pohon perjuangan kita. Ia tidak lagi mampu memberi rindangan daun dan cakar ranting yang tinggi karena pondasi dimana sebelumnya kaki dapat berpijak kini tidak terasa lagi. Karena akar telah muak bersembunyi dan menyepi di dalam tanah tak terdeteksi. Karena akar berharap dapat dipuji sebagaimana batang dan rating yang meninggi. Karena akar merasa tidak pernah diberikan peduli.

Hingga di sini saya berfikir kembali. Bila akar tak mampu bekerja dengan sempurna, biarlah batang dan ranting mengalah membantunya. Meski keduanya tak mampu menggantikan kerja akar mereka, namun sekurang-kurangnya dapat membantu meringankan beban akarnya. Batang dan ranting harus menahan diri dan terus berusaha agar tinggi dan cakarnya tidak menyebabkan akar kepayahan menyeimbangkan pohon kerja, agar akar mampu memberikan nutrisi pada semua bagian pohonnya. Sehingga meskipun pohon itu terlihat kalah tingginya, namun rimbun dan segar daunnya serta manis buahnya, tidak mudah tercabut dari bumi yang tercinta.

Saya berfikir. Demikianlah kita, mungkin akan ada saatnya saat pohon kerja kita harus menahan keinginannya untuk tinggi menjulang dan besar melebar. Mungkin ada saatnya dimana kita harus memperbaiki akar dan memperbarui nutrisi tanah tempat pohon kerja ini tumbuh. Mungkin akan ada saatnya kita harus berlapang dada melihat pohon lain dipuji karena bagusnya, sementara kita terlindung tak terlihat karena pendeknya.

Kemudian saya bertanya pada sang pemilik masa, munginkan saat itu telah dekat atau ternyata ia telah berada di hadapan kita?

Malam yang sunyi, setelah diskusi bersama sang pengganti diri di pohon kerja ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar